Thursday, September 18, 2014

ANOTHER ORPHAN



Hamparan sawah luas mengelilingi perjalananku menuju sebuah rumah
Dimana keheningan dan suara anak-anak sedang berdoa
Tanpa Bapa dan Ibunya,hanya ditemani oleh beberapa biarawati didalamnya
Perjalanan yang kutempuh sangat jauh sehingga harus kupikirkan cara untuk bisa kembali
Kuteguhkan hatiku dengan empat keping uang yang tak pernah kubagi dengan sesamaku
Walaupun aku tidak tahu apakah esok aku bisa kembali atau tidak dengan sisanya
Atau apakah aku bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya setelah ini
                Saat itu tidak ada yang aku pikirkan kecuali membulatkan tekatku,
                Tidak ada jalan lagi selain membaginya dengan sesamaku,
                Oh Tuhan,kuatkanlah aku setelah ini,
                Lalu aku sandarkan motorku ditepian sawah,
                Sembari minum sebuah air dingin, dengan kepingan secukupnya
Tak lama datanglah seorang bapa dari pinggiran sawah,
Kemudian menyambangiku dan berkata,”kiambakan tho dek,kok sajakke bingung.”
Lalu aku menjawabnya dengan lembut,”iya pak, saya sedang istirahat karena perjalanan jauh.”
Nak, engkau terlalu banyak pikiran yang tersirat dari wajahmu,
Jika engkau sudah melangkah, jangan berpikir untuk mundur walau sejengkal
                Aku hanya sedikit berpikir untuk mengolah sisa kepingan ini,”kataku.”
                Harus membaginya dengan adikku dan diriku sendiri,
                Lantas apa yang akan terjadi nantinya padahal aku belum mendapat pekerjaan,
                Aku harus hidup dan bertumpu pada kerasnya ibukota,
Anakku, jika engkau memiliki dosa masa lalu yang belum terbayar,
Maka harga itu pantas untukmu, dan jika engkau tidak mendapat apa yang kamu mau
Itu adalah sebuah konsekuensi roda kehidupanmu,
Tapi percayalah bahwa Bapamu diatas sana, yang bersembunyi dalam bongkahan awan dan bintang
Akan melihatnya dan tidak akan menutup matanya atas apa yang kamu lakukan.
Ingatlah dalam hal makan bahwa burungpun tidak pernah menabur tapi mereka bisa merasakan hasilnya
 Bagilah rata dengan adikmu hasil yang kamu punyai sekarang,
Dan janganlah hendaknya kamu berpikir,
Tetapi tutuplah matamu dan katakan dengan doa,”Tuhan, inilah hasil dari jerih payah yang bisa kuberikan untuk membayar dosa-dosaku. Jika memang ini tidak cukup untuk menyembuhkan luka-luka berdarah dari hatiMu, maka kuatkanlah diriku untuk selalu percaya keluhuranMu.”
Lalu tak lama aku membuka mataku setelah menirukan doa, bapa itu hilang dari hadapanku
Meninggalkan sebuah lembaran doa yang manis, yang akan selalu aku gunakan dikemudian hari.