Thursday, September 18, 2014

ANOTHER BROTHERS



Ada seorang anak kecil yang selalu iri melihat keakraban teman-temannya yang memiliki saudara
Mereka bercanda, bersenang-senang, ada yang pemarah, ada yang ingin memiliki barang orang lain, ada yang tamak, dan adik yang satunya sangat tenang
Lalu anak kecil itu berlari dan bertanya kepada ibunya
Bunda, kenapa temanku memiliki kakak dan adik sedangkan aku hanya sendiri
Lalu tak lama ibunya datang menghampiri,”Anakku sing bagus dewe, kamu juga punya kakak dan adik tetapi mereka sudah duluan berjalan dengan Tuhan, sekarang ini mereka ada disekitarmu namun kamu tidak dapat melihatnya.”
Anak kecil itu sedih dan menjawab,”Bunda, tidakkah aku seharusnya bisa melihat mereka, mengapa saudaraku bisa melihat aku namun aku tidak bisa melihat mereka, apakah aku sangat kecil sehingga aku tidak bisa melihat mereka.”
Bunda yang bijaksana itu melihat anaknya dengan kasih,”Nak, kamu punya seorang kakak dan tiga adik jika kamu ingin melihat mereka rajinlah berdoa Kawula Kedhuwung dan Romo Kawula masing-masing tujuh kali selama satu hari dan kamu juga harus Poso artine kamu ndak boleh maem dan minum, bocah bagus!”
Ketahuilah cah bagus, jika kamu sedih kakak karo adik-adikmu sedih, jika kamu bahagia mereka bahagia, jika kamu marah mereka juga akan ikut marah; oleh sebab itu le, kamu sebagai saudara harus bisa menjaga hati, pikiran dan budimu agar saudara-saudaramu juga tenang mendampingimu. Untuk saat ini le, kamu yang harus merawat dan menjaga mereka melalui donga dan poso, kangmas lan adi-adimu kae yo ndak maem makane kamu yo harus nemeni mereka ndak maem karena mereka itu maemnya dari donga-dongamu itu tadi lho le. Suatu saat jika donga-donga dan posomu itu sesuai dengan kehendak Tuhan, maka mereka sendiri yang akan datang menyapamu bahkan menjagamu sampai akhir hayatmu.
Anak kecil tadi tersenyum dan memeluk ibunya terkasih dan menyimpulkan kata-kata ibunya,”Jadi aku ndak boleh marah-marah, dendam sama orang, dan menyakiti orang ya Bun?”
Pokoknya ya le, segala sesuatu yang tidak baik jangan kamu lakukan dan kamu juga kudu panjang sabar meski kamu disakiti kalau kamu mau ketemu sama kangmas dan adi-adimu ya le? Ingatlah cah bagus, bahwa kita ini dibuat sesuai citraning Allah makane tresnaa marang Gusti Allahmu klawan gumolonging atimu, gumolonging nyawamu, gumolonging budhimu lan sakatoging kekuwatanmu, jadi bertingkah lakulah yang baik sesuai dengan kehendak Allah Bapa.

ANOTHER JEALOUS



Senja itu aku menyirami tanaman di sekitarku,
Berdua kami melepas lelah dengan meminum teh hangat
Lalu bapaku menyuguhkan roti untuk menambah semangat
Dan aku berkata, bapa aku sangat menyayangi sepatu ini, aku tidak mau kehilangannya”
Begitu juga aku tidak ingin kehilangan topi indah ini yang kudapat dari jerih payahku
Bahkan aku mau memiliki jam tangan ini seumur hidupku
                Bapaku tersenyum dan berkata, kamu boleh memiliki semua hal didunia ini
                Menyayangi apapun dan siapapun tapi ingatlah anakku,
                Bahwa Tuhan itu sangat pencemburu, apapun dan siapapun itu jika dia berusaha menjaganya
                Pasti suatu saat akan diambilNya kembali.
                Janganlah bersumpah untuk menyayangi melebihi Tuhanmu
Karena dia pasti akan mengambilNya
                Kamu boleh menjaganya tapi jangan melebihi kasihNya
                Sayangilah Dia maka Dia akan menjagamu,
                Ingatlah akan sepeda yang kau beli dengan susah payah tahun lalu
                Bukankah kau sangat menyayanginya, tiap hari engkau cuci dan rawat
Tapi tidak lama Tuhan mengambil apa yang menjadi milikmu
                Biarlah apa yang menjadi milikmu berjalan seadanya saja
                Sesuatu yang lebih itu tidaklah bagus begitupun sebaliknya
                Untuk itulah Tuhan menciptakan timbangan antara dosa dan surga untuk kita
Mendengar semua pernyataan bapaku, aku terdiam dan mencoba menyadari
Bahwa semua yang kulakukan itu belum benar
Secepatnya harus diubah agar tidak menyesal di kemudian hari
Betapa mahalnya harga dan betapa eloknya barang yang aku miliki sebaiknya tidak aku perlakukan berlebihan yang melebihi kasihNya

ANOTHER ORPHAN



Hamparan sawah luas mengelilingi perjalananku menuju sebuah rumah
Dimana keheningan dan suara anak-anak sedang berdoa
Tanpa Bapa dan Ibunya,hanya ditemani oleh beberapa biarawati didalamnya
Perjalanan yang kutempuh sangat jauh sehingga harus kupikirkan cara untuk bisa kembali
Kuteguhkan hatiku dengan empat keping uang yang tak pernah kubagi dengan sesamaku
Walaupun aku tidak tahu apakah esok aku bisa kembali atau tidak dengan sisanya
Atau apakah aku bisa mendapatkan pekerjaan secepatnya setelah ini
                Saat itu tidak ada yang aku pikirkan kecuali membulatkan tekatku,
                Tidak ada jalan lagi selain membaginya dengan sesamaku,
                Oh Tuhan,kuatkanlah aku setelah ini,
                Lalu aku sandarkan motorku ditepian sawah,
                Sembari minum sebuah air dingin, dengan kepingan secukupnya
Tak lama datanglah seorang bapa dari pinggiran sawah,
Kemudian menyambangiku dan berkata,”kiambakan tho dek,kok sajakke bingung.”
Lalu aku menjawabnya dengan lembut,”iya pak, saya sedang istirahat karena perjalanan jauh.”
Nak, engkau terlalu banyak pikiran yang tersirat dari wajahmu,
Jika engkau sudah melangkah, jangan berpikir untuk mundur walau sejengkal
                Aku hanya sedikit berpikir untuk mengolah sisa kepingan ini,”kataku.”
                Harus membaginya dengan adikku dan diriku sendiri,
                Lantas apa yang akan terjadi nantinya padahal aku belum mendapat pekerjaan,
                Aku harus hidup dan bertumpu pada kerasnya ibukota,
Anakku, jika engkau memiliki dosa masa lalu yang belum terbayar,
Maka harga itu pantas untukmu, dan jika engkau tidak mendapat apa yang kamu mau
Itu adalah sebuah konsekuensi roda kehidupanmu,
Tapi percayalah bahwa Bapamu diatas sana, yang bersembunyi dalam bongkahan awan dan bintang
Akan melihatnya dan tidak akan menutup matanya atas apa yang kamu lakukan.
Ingatlah dalam hal makan bahwa burungpun tidak pernah menabur tapi mereka bisa merasakan hasilnya
 Bagilah rata dengan adikmu hasil yang kamu punyai sekarang,
Dan janganlah hendaknya kamu berpikir,
Tetapi tutuplah matamu dan katakan dengan doa,”Tuhan, inilah hasil dari jerih payah yang bisa kuberikan untuk membayar dosa-dosaku. Jika memang ini tidak cukup untuk menyembuhkan luka-luka berdarah dari hatiMu, maka kuatkanlah diriku untuk selalu percaya keluhuranMu.”
Lalu tak lama aku membuka mataku setelah menirukan doa, bapa itu hilang dari hadapanku
Meninggalkan sebuah lembaran doa yang manis, yang akan selalu aku gunakan dikemudian hari.