Tuan, hari ini aku tidak dapat bekerja karena kedua tanganku berdarah terkena potongan ranting sewaktu bekerja di ladang, kasihanilah aku karena tidak bisa menjalankan kewajibanku di ladang Tuan hari ini.
Tuan yang bijaksana lantas tersenyum seraya berkata, "SaudaraKu, kerjamu terlalu terburu-buru sehingga kurang berhati-hati, pikiranmu melayang tidak mawas diri. Adakah hari kemarin kamu menyakiti orang lain?
Kemudian aku menjawab, "Benar Tuan, beberapa waktu lalu aku menyakiti sahabatku, aku mendorongnya karena kesal sehingga ia terjatuh. Padahal, ia memberitahuku agar tidak memotong ranting yang masih muda sehingga aku selalu merasa bersalah dan kehilangan
konsentrasi sewaktu bekerja".
Pergunakanlah kedua tanganmu untuk berbuat baik, dan jangan menyakiti sesamamu di dunia ini dengan kedua tanganmu. Pakailah kedua tanganmu untuk memberi kepada sesamamu, perbanyaklah memberi daripada menerima.
Tujuh hari kemudian, Tuanku bertandang kerumah dan bertanya kenapa aku tidak menggembalakan dombanya. Lalu jawabku, "Maafkan aku Tuan, aku tidak sanggup berjalan karena kedua kakiku masih mengeluarkan darah karena terantuk batu besar yang ada di sungai kemarin sore".
Tidak apa saudaraKu, jangan kamu paksakan dirimu untuk bekerja kepadaKu jika kamu sedang sakit. Rasa sakitmu itu sama seperti rasa sakit orang lain yang pernah kamu sakiti. Dan adakah sesamamu diluar sana yang pernah kamu sakiti?
Ya Tuan, siang hari kemarin ketika seseorang menanyakanku arah menuju gunung batu, aku sengaja meninggalkannya dan berlari agar orang itu hilang dimakan kegelapan hutan.
Tak lama kemudian aku menyusur sungai sambil tertawa senang lalu sampai senangnya aku sampai lupa dan terjatuh.
Sebaiknya kamu tidak melakukan hal itu, kamu tidak mengerti siapa tahu orang itu mau menengok handai taulan dan ada kepentingan yang mendesak. Pergunakan kedua kakimu untuk menopang dirimu dan orang lain, melangkahlah dijalan yang lurus dan benar agar tujuanmu menjadi berkah dan tercapai.
Lima hari kemudian aku mengadu ke Tuanku bahwa aku tidak sanggup mengumpulkan rumput untuk makan ternak, karena lambung dan kepalaku perih menahan rasa sakit yang luar biasa.
Lagi-lagi Tuanku yang pengasih dan penyayang tersenyum seraya berkata, "Kamu sering sakit sehingga lalai menjalankan tugasmu, disisi lain kamu juga merepotkan orang-orang terdekat yang mengasihimu. Baik-baiklah menjaga diri terutama kesehatanmu, jaga juga tingkah lakumu supaya tidak lagi menyakiti orang lain. Jangan memakan hak orang lain yang bukan menjadi hakmu, jika perlu minta izinlah kepada sang pemilik jika kamu hendak memilikinya. Pergunakan akalmu untuk berpikir tentang kerugian yang kamu timbulkan yang berdampak merugikan sesamamu. Karena untuk itulah kamu diberikan kepala sebagai mahkota untuk memikirkan hal-hal yang baik.
Tuan yang bijaksana lantas tersenyum seraya berkata, "SaudaraKu, kerjamu terlalu terburu-buru sehingga kurang berhati-hati, pikiranmu melayang tidak mawas diri. Adakah hari kemarin kamu menyakiti orang lain?
Kemudian aku menjawab, "Benar Tuan, beberapa waktu lalu aku menyakiti sahabatku, aku mendorongnya karena kesal sehingga ia terjatuh. Padahal, ia memberitahuku agar tidak memotong ranting yang masih muda sehingga aku selalu merasa bersalah dan kehilangan
konsentrasi sewaktu bekerja".
Pergunakanlah kedua tanganmu untuk berbuat baik, dan jangan menyakiti sesamamu di dunia ini dengan kedua tanganmu. Pakailah kedua tanganmu untuk memberi kepada sesamamu, perbanyaklah memberi daripada menerima.
Tujuh hari kemudian, Tuanku bertandang kerumah dan bertanya kenapa aku tidak menggembalakan dombanya. Lalu jawabku, "Maafkan aku Tuan, aku tidak sanggup berjalan karena kedua kakiku masih mengeluarkan darah karena terantuk batu besar yang ada di sungai kemarin sore".
Tidak apa saudaraKu, jangan kamu paksakan dirimu untuk bekerja kepadaKu jika kamu sedang sakit. Rasa sakitmu itu sama seperti rasa sakit orang lain yang pernah kamu sakiti. Dan adakah sesamamu diluar sana yang pernah kamu sakiti?
Ya Tuan, siang hari kemarin ketika seseorang menanyakanku arah menuju gunung batu, aku sengaja meninggalkannya dan berlari agar orang itu hilang dimakan kegelapan hutan.
Tak lama kemudian aku menyusur sungai sambil tertawa senang lalu sampai senangnya aku sampai lupa dan terjatuh.
Sebaiknya kamu tidak melakukan hal itu, kamu tidak mengerti siapa tahu orang itu mau menengok handai taulan dan ada kepentingan yang mendesak. Pergunakan kedua kakimu untuk menopang dirimu dan orang lain, melangkahlah dijalan yang lurus dan benar agar tujuanmu menjadi berkah dan tercapai.
Lima hari kemudian aku mengadu ke Tuanku bahwa aku tidak sanggup mengumpulkan rumput untuk makan ternak, karena lambung dan kepalaku perih menahan rasa sakit yang luar biasa.
Lagi-lagi Tuanku yang pengasih dan penyayang tersenyum seraya berkata, "Kamu sering sakit sehingga lalai menjalankan tugasmu, disisi lain kamu juga merepotkan orang-orang terdekat yang mengasihimu. Baik-baiklah menjaga diri terutama kesehatanmu, jaga juga tingkah lakumu supaya tidak lagi menyakiti orang lain. Jangan memakan hak orang lain yang bukan menjadi hakmu, jika perlu minta izinlah kepada sang pemilik jika kamu hendak memilikinya. Pergunakan akalmu untuk berpikir tentang kerugian yang kamu timbulkan yang berdampak merugikan sesamamu. Karena untuk itulah kamu diberikan kepala sebagai mahkota untuk memikirkan hal-hal yang baik.