Tak bisa kubedakan rasa sedih dan gembira
Tapi rumah ini selalu bercahaya dengan seiringnya perasaanku
Penghiburan dan apapun yang tidak ada diluar sana ada disini
Aku menunggu untuk mendapatkan giliran bisa keluar melihat apa yang ada diluar
Tapi sebaiknya aku mohon ijin Tuhan untuk berjalan sejenak karena aku tidak ingin Tuhan sedih
Kuniatkan hatiku untuk masuk ke kamar pribadi Tuhan
Tapi pintu kamarNya terbuka sebelum kuketuk
Tak lama Tuhan dengan jubah putih dan rambutnya yang tergerai beserta mahkota Ilahi diatas rambutNya menyala terang menyambutku dengan senyum
Berkatalah Ia kepadaku,"AnakKu yang manis, aku sudah tahu apa yang hendak kamu katakan. Jika engkau memaksa dan bisa menerima perasaanmu maka Aku Gusti Allahmu mengijinkanmu untuk melihat keadaan diluar sana
Tuhan Allah Bapa Gusti Pangeranku, terimakasih untuk kebesaran hatiMu karena aku sangat ingin melihat bapaku yang tiap malam selalu mendoakanku dan berharap bisa mencium dan memelukku
Ohh...AnakKu terkasih, betapa baiknya hatimu dan mulai sekarang Aku ingin engkau memanggilku dengan sebutan Bapa oleh karena hatimu telah menyentuh hatiKu
Pergilah aku kerumah bapaku yang terlihat jauh ternyata dekat
Di sebuah gubug tua yang masih terawat dengan baik, terlihat adik-adikku sedang bermain
Tapi tak terlihat olehku sosok bapaku yang dahulu terlihat tampan, rambut sepanjang bahu, tegar dan kuat
Ternyata ia berada di taman khusus dengan meja dari potongan pohon sedang berdoa memegang manik-manik
Tampaklah dari kedua matanya yang tertutup menderaskan air mata dan suara dari mulutnya mengeluarkan suara yang terbata- bata karena doa dengan kesedihan yang amat mendalam
Kudengar dalam doanya ada terselip namaku
Ternyata selama ini aku memiliki nama
Ternyata selama ini aku tidak salah kalau bapaku sangat menginginkan aku dan mencintaiku
Kulihat sangat dekat wajah bapaku
Kucoba mendekatinya setelah selesai dengan doanya dan duduk disampingnya
Siapakah kamu, aku kira kamu adalah salah satu dari anakku yang sedang bermain,"kata bapaku".
Wajahmu berseri seri kepalamu bercahaya tanpa rambut sedikitpun dan senyummu tampak lucu dengan empat gigi
Bapa, lupakah bapa bahwa aku ini anakmu
Karena doa-doa yang bapa daraskan tiap hari, Tuhan mengijinkanku untuk menemuimu
Ingatkah bahwa bapa ingin mencium, melihat dan menyentuhku jika aku datang
Ingin sekali jika bapa berkenan mencium dan memelukku karena ini pertama dan terakhir kita bisa bertemu
Sesudah ini Tuhan akan memanggilku kembali untuk dilahirkan kembali ke dunia
Jika Tuhan berkenan aku akan menjadi anakmu yang nyata tapi jika tidak, mungkin kita bisa bertemu ditempat lain
Secepatnya bapaku yang terlampau sedih itu memeluk dan menciumku seraya berkata,"Maafkanlah bapa karena tidak siap menerimamu dahulu sebab...........
Tidak bapaku sayang, jangan lanjutkan itu karena akan membuatku sedih
Semuanya telah berlalu dan aku tahu semuanya bapa mencintaiku melebihi segalanya
Terimakasih untuk doa jalan salib yang telah bapa dan bunda lakukan untukku,
Aku hanya ingin berpamitan
Berikan salam hangat dan sayangku untuk bunda dan adik-adikku
Katakanlah pada mereka kalau aku mencintai mereka
Bapaku menangis dengan kencang dan mengatakan namaku bahwa ia mencintaiku
Sampai akhirnya kita berpisah dan kulihat dari angkasa wajah bapaku yang berlumuran air mata
Sehingga tak kuasa aku menahan air mataku jatuh ke bumi
Selamat tinggal bapa, Tuhan memberkati kalian sekeluarga
Anakku...maafkanlah bapa dan ibumu, kami sangat mencintaimu
Dan sampai kapanpun kamu akan menjadi anak pertama kami
Kakak dari adik-adikmu
Kirimkan doa dan maaf bapa untuk Tuhan yang selama ini telah menjaga jiwamu
Tapi rumah ini selalu bercahaya dengan seiringnya perasaanku
Penghiburan dan apapun yang tidak ada diluar sana ada disini
Aku menunggu untuk mendapatkan giliran bisa keluar melihat apa yang ada diluar
Tapi sebaiknya aku mohon ijin Tuhan untuk berjalan sejenak karena aku tidak ingin Tuhan sedih
Kuniatkan hatiku untuk masuk ke kamar pribadi Tuhan
Tapi pintu kamarNya terbuka sebelum kuketuk
Tak lama Tuhan dengan jubah putih dan rambutnya yang tergerai beserta mahkota Ilahi diatas rambutNya menyala terang menyambutku dengan senyum
Berkatalah Ia kepadaku,"AnakKu yang manis, aku sudah tahu apa yang hendak kamu katakan. Jika engkau memaksa dan bisa menerima perasaanmu maka Aku Gusti Allahmu mengijinkanmu untuk melihat keadaan diluar sana
Tuhan Allah Bapa Gusti Pangeranku, terimakasih untuk kebesaran hatiMu karena aku sangat ingin melihat bapaku yang tiap malam selalu mendoakanku dan berharap bisa mencium dan memelukku
Ohh...AnakKu terkasih, betapa baiknya hatimu dan mulai sekarang Aku ingin engkau memanggilku dengan sebutan Bapa oleh karena hatimu telah menyentuh hatiKu
Pergilah aku kerumah bapaku yang terlihat jauh ternyata dekat
Di sebuah gubug tua yang masih terawat dengan baik, terlihat adik-adikku sedang bermain
Tapi tak terlihat olehku sosok bapaku yang dahulu terlihat tampan, rambut sepanjang bahu, tegar dan kuat
Ternyata ia berada di taman khusus dengan meja dari potongan pohon sedang berdoa memegang manik-manik
Tampaklah dari kedua matanya yang tertutup menderaskan air mata dan suara dari mulutnya mengeluarkan suara yang terbata- bata karena doa dengan kesedihan yang amat mendalam
Kudengar dalam doanya ada terselip namaku
Ternyata selama ini aku memiliki nama
Ternyata selama ini aku tidak salah kalau bapaku sangat menginginkan aku dan mencintaiku
Kulihat sangat dekat wajah bapaku
Kucoba mendekatinya setelah selesai dengan doanya dan duduk disampingnya
Siapakah kamu, aku kira kamu adalah salah satu dari anakku yang sedang bermain,"kata bapaku".
Wajahmu berseri seri kepalamu bercahaya tanpa rambut sedikitpun dan senyummu tampak lucu dengan empat gigi
Bapa, lupakah bapa bahwa aku ini anakmu
Karena doa-doa yang bapa daraskan tiap hari, Tuhan mengijinkanku untuk menemuimu
Ingatkah bahwa bapa ingin mencium, melihat dan menyentuhku jika aku datang
Ingin sekali jika bapa berkenan mencium dan memelukku karena ini pertama dan terakhir kita bisa bertemu
Sesudah ini Tuhan akan memanggilku kembali untuk dilahirkan kembali ke dunia
Jika Tuhan berkenan aku akan menjadi anakmu yang nyata tapi jika tidak, mungkin kita bisa bertemu ditempat lain
Secepatnya bapaku yang terlampau sedih itu memeluk dan menciumku seraya berkata,"Maafkanlah bapa karena tidak siap menerimamu dahulu sebab...........
Tidak bapaku sayang, jangan lanjutkan itu karena akan membuatku sedih
Semuanya telah berlalu dan aku tahu semuanya bapa mencintaiku melebihi segalanya
Terimakasih untuk doa jalan salib yang telah bapa dan bunda lakukan untukku,
Aku hanya ingin berpamitan
Berikan salam hangat dan sayangku untuk bunda dan adik-adikku
Katakanlah pada mereka kalau aku mencintai mereka
Bapaku menangis dengan kencang dan mengatakan namaku bahwa ia mencintaiku
Sampai akhirnya kita berpisah dan kulihat dari angkasa wajah bapaku yang berlumuran air mata
Sehingga tak kuasa aku menahan air mataku jatuh ke bumi
Selamat tinggal bapa, Tuhan memberkati kalian sekeluarga
Anakku...maafkanlah bapa dan ibumu, kami sangat mencintaimu
Dan sampai kapanpun kamu akan menjadi anak pertama kami
Kakak dari adik-adikmu
Kirimkan doa dan maaf bapa untuk Tuhan yang selama ini telah menjaga jiwamu