Berbagai hal telah kutemui baik itu
didarat ataupun dilautan,
Namun pertanyaan itu selalu muncul,
Tak seorangpun bisa memberikan jawaban
tentang Dia,
Lalu kuputuskan untuk mengibarkan layarku
kembali kedaratan,
Sore
itu terlihat sepi dan aku melangkahkan kaki ke daratan,
Kusandarkan
badanku sejenak menikmati udara kebebasan,
Dan
ada orang tua datang menghampiriku,
Tubuhnya
terlihat kurus dan rambutnya mulai memutih,
Dengan
beralaskan kaki dan manik-manik dilehernya,
Menawarkan
sebuah roti yang tidak memiliki rasa,
Kutanya bapa itu,”Bapa,
apakah Engkau tinggal di sekitar sini.”
Lalu tak lama Dia berkata,”Tidak, Aku tinggal
dimanapun Aku suka.”
Aku menetap dimana saja, ditempat dimana
orang tidak memperhatikan Aku,
Tidak banyak yang perduli padaKu, hanya
sedikit orang yang masih menerimaKu,
Tapi kamu anak yang baik, masih bisa
menerimaKu meski kamu ragu,
Aku tau hatimu berkata apakah Aku orang
baik atau bukan,
Lalu kenapa kamu ada disini, bukankah kamu
harus pulang,
Ya
aku memang akan pulang, tapi aku mau merenung sejenak,”kataku
Aku
hanya bertanya-tanya siapakah aku dan siapakah Tuhan itu,
Selama
ini aku sudah mencari kemanapun tapi tidak menemukan jawabannya
Tujuh
samudra dan tiga benua sudah kujelajahi tapi aku belum menemukan Tuhan,
Apakah
Engkau bisa memberiku pengertian sedikit tentang Tuhan,
Berbuatlah baik selama 7 hari sepanjang
hidupmu,”kata Bapa itu.”
Berdoalah 3 kali sehari pada jam yang sama
sepanjang nafasmu,
Terimalah Dia dengan keyakinan hati seumur
hidupmu,
Dan
jangan meyakini Dia dengan buah pikiran sepanjang umurmu,
Ingatlah, jangan mencari Dia dari
pengetahuan di dunia
Tapi carilah Dia didalam hatimu setiap
tarikan nafasmu.
Karena hatimu adalah hatiNya maka
berhati-hati menjaga hatimu.
Buah pikiran bisa membalikkan keyakinanmu
Karena suatu ketika engkau tersandung,
saat itu juga engkau akan menghina Dia di depan orang banyak
Tapi dengan hatimu maka keyakinanmu akan
semakin kuat dengan bertambahnya umurmu
Jika engkau sudah dinyatakan layak maka
Tuhan sendiri yang akan mendatangimu,
Bahkan
untuk mencuci kakiNya saja engkau tidak layak, apalagi ketika engkau menatap
wajahNya